Oleh Anding Sukiman (ketua DPC.PPP Kab. Wonogiri)
"Maaf sy bukan mengcecilkan diri sendiri apalagi umat Islam (termasuk saya pribadi) ini berdasarkan pengalaman pribadi saya yang pernah terluka oleh saudaraku sendiri sesama Islam, semasa dinas maupun setelah di masyarakat, maaf sekali lagi mohon maaf, yah lagi- lagi uang dn jabatan "
Kalimat di atas adalah naskah sms dari seorang takmir masjid yang juga seorang pensiunan PNS di Wonogiri. Sms tersebut saya terima hari Jumat (23/12/2011 jam 21:20:53 Saya merasa sangat prihatin menerima sms tersebut, apalagi yang sms adalah seorang Ketua Takmir Masjid dengan pendidikan Sarjana. Kalau yang berpendidkan sarjana saya berfikir semacam ini bagaimana dengan yang hanya pendidiakn SMA ke bawah? pikir saya. Tetapi setelah membaca sms berikutnya saya langsung maklum, karena sarjana pendidikan yang baru saja pensiun dari PNS ini mengalami trauma berat saat masih menjabat, jadi wajar jika rela merendahkan diri dengan mengatakan dirinya sebagai orang kecil. Padahal saya tahu betul beliu fisiknya cukup kokoh dan tinggi, jadi bukan kecil seperti yang beliau trulis hehehehe
Jika kita cermati isi sms bapak S seperti saya kutip di atas adalah cermin rendah diri akibat pengalaman tidak mengenakan baik pada saat beliau masih menjabat maupun setelah beliau pensiun.Saya tidak berani bertanya lebih jauh pengalaman pahit apa yang menjadikan beliau sangat putus asa. Sebenarnya sangat banyak orang-orang yang putus asa karena pengalaman masa lalu. Di samping ada orang yang sangat berputus asa karena mengingat pengalaman disisi lain juga ada banyak orang yang merasa punya pengalaman dan selalu dibangga-banggakan. Yang aneh karena di anggap berpengalaman maka orang tersebut selalu mendapatkan tepat terhormat
Mungkin hanya sedikit orang menganggap bahwa pengalaman itu adalah musuh masa kini, saya adalah sedikit orang yang menganggap bahwa Pengalaman adalah guru masa lalu, tetapi musuh masa kini . Mengapa ? Saya menganggap bahwa kondisi dan situasi berubah sangat cepat, dan harus di atasi dengan teknologi dan kemampuan yang lebih canggih melebihi tingkat kesulitan yang dihadapi, jika tidak maka kita akan gagal memenangkan persaingan. sedangkan pengalaman hanya menghasilkan teori tetapi tidak mengkin mampu mengatsi persoalan masa kini bahkan cenderung menjadi musuh. Seperti kasus yang di alami oleh pak S tersebut di atas adalah kegagalan teori masa lalu yang akan di guanakan untuk mengatasi masa kini, maka belum lagi melangkah dia sudah merasa kalah karena pengalaman buruk yang menjadi guru, padahal situasi sudah berganti dan tidak bisa di putar lagi.
Apa yang harus dilakukan agar bisa menang?
Meminjamn istilah Hilon I Goa (2007) Pengalaman adalah musuh kreativitas. Pengalaman akan mematok dan menyeret kita untuk selalu menggunakan cara yang sama padahal tantangan sudah berubah, maka bagimana mungkin bisa menyelesaikan masalah ? Era infformasi membawa gelombang globalisasi , yang menuntut pengalaman baru untuk mengatasi persoalan baru, sehingga pengalaman masa inudstrialisasi sangat tidak mungkin digunakan untuk mengatasi masa informasi seperti sekarang ini. Saya sendiri punya pengalaman memimpin PPP di era tahun1995- 2000, saat ini belum banyak kader yang punya HP, bahkan HP menjadi barang yang sangat mewah, maka saat itu jika akan mengadakan rapat, kami harus membuat undangan dan mengedarkan dengan sepeda motor seluruh wilayah kabupaten. Dan untuk menjangakau seluruh PAC diperlukan waktu 2 hari, karena itu jika pengalaman mengedarkan undangan di masa tahun 1995 diterapkan saat ini, apa yang terhadi ? habiskan. Demikian juga peroasalan masyarakat, jika pola penyelesaiannya masih sama dengan kemarin, apa yang akan terjadi/ kita pasti sudah ditinggal oleh masyarakat yang mestinya kita pimpin. maka seorang pemimpin harus punya kreatifitas, dan bukan punya pengalaman, karena tantangan sudah sangat berbeda. kalau dulu massa bisa digerakan dengan pidato yang berapi-api, bagaimana dengan sekarang? tentu setiap masa punya cara penyelesaiannya.Untuk memenangkan situasi yang berubah sangat cepat ini, maka seorang pemimpin harus terus bergerak mengatasi persoalan tentang teori? Teori akan tumbuh saat praktek dilaksanakan? Seperti alir mengalir, tidak pernah membayangkan dirinya akan menghadapi jalan yang selalu lempang, tetapi saat air mengalir tersebut ternyata batu sandungan dan hambat datang silih berganti, tetapi apa yang terjadi? sang air akan cepat menyesuaikan dengan keadaan untuk mengatasi masalah. Jika jalan terlalu terjal untuk dilewati maka air akan mencari celah di samping kanan atau kiri agar visi nya tercapai.
Umat Islam jika mau menang ya jangan hanya meratasi masa lalu, jiaka pengalaman yang dijadikan guru yang terbaik, maka dia akan mengatakan bahwa sulit berhasil sudahlah biasanya juga begitu, sulit orang ini ini, katanya. Maka Jika umat Islam ingin menang ya harus berubah, pengalaman selama puluhan dasa warsa jelas umat islam tidak pernah mengambil peran strategis dalam pelaksanaan pemerintahan, dan pada kondisi demikian, peran umat Islam selalu dikebiri, dipecuundangi, hak-hak politknya di habis. Yang menyakitkan betapun undang- undang mengatur bahwa guru agama harus sesuai azgama muridnya, sampai sekarang ternyata tidak kesampaian. Banyak murid yang beragama Islam masih dipaksa belajar agama non Islam dalam bidang agama. apakah ini tidak pelanggaran hak azazi? Meskipun potensi zakat, infaq sangat besar namun kenyataanya angka kemiskinan masih sangat tinggi, mereka yang miskin itu kebanyakan adalah umat Islam. Mereka menempati rumah-rumah kumuh yang tidak layak huni, kurang gizi dan pendidikan sangat rendah.
Sekarang umat Islam sangat lemah, kalau pengalaman yang dijadikan guru maka yang terjadi adalah keputusasaan, karena selama puluhan dasa warsa kenyataannya ya hanya demikian. Karena itu mengapa tidak membangun kebersamaan sebagaimana di perintahkan Alloh SWT. Atas kehendak Alloh Kakbah telah dijadikan sebagai lambang persatuan umat Islam diseluruh dunia, sedangkan di Indonesia kakbah sudah ditetapkan sebagai lambang persatuan umat Islam juga mengapa umat Islam masih suka bercerai berai dalam wadah partai yang tidak menempatkan Islam sebagai landasan berfikir.? inilah kekalahan kita. Maka melalui mimbar ini mari kita hilangan pengalaman sebgai guru, sedangkan gantinya mari mempraktekan persatuan, musyawarah, memilih pemimpin di antara kita agar mampu mewakili umat Islam. semoga tulisan ini menggugah kita. amin
No comments:
Post a Comment