PPP

PPP
Ka'bah, kiblat dimana kita sholat, lambang persatuan umat Islam, di sinilah kita beraqidah yang sama, membangun bangsa dan negara yang sama dengan menampatkan Islam sebagai sumber motivasi dan insfirasi setiap gerakan dan keputusan yang kita ambil
DEWAN PIMPINAN CABANG PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN KABUPATEN WONOGIRI MENGAJAK SELURUH LAPISAN MASYARAKAT MENGUKUHKAN DIRI

Thursday 28 June 2012


PERAN AGAMA SANGAT KUAT DALAM PENYELENGGARAAN NEGARA
(Sebuah Counter terhadap Pemikiran Sekuler)

Oleh Anding Sukiman, Ketua PPP Kab. wonogiri

                Berita yang sangat mengejutkan sekaligus memprihatinkan, datang dari arena Pemilihan Gubernur dan wakil Gubernur DKI (Daerah khusus Ibukota) jakarta. Sebenarnya peristiwanya sudah cukup lama, yaitu  pada tanggal 19 Mei 2012. Saat itu salah satu Calon wakil Gubernur DKI bernama Basuki Tjahjo Purnomo alias Ahok dari Partai Gerindra yang berpasangan dengan Joko Widodo dari PDIP, menegaskan bahwa “ Kita tidak taat pada ayat Suci, kita taat pada ayat-ayat Konstitusi “. Pernyataan, Ahok tersebut di lontarkan saat maraknya penolakan umat Islam terhadap rencana pertunjukan lady Gaga yang direncanakan pada tanggal 3 Juni 2012 di Gelora Bung Karno. Kalangan umat Islam  baik PPP, FPI, FUI dan lain-lain semua menolak kedatangan lady Gaga di Indonesia, karena penyanyi berkebangsaan Amerika Serikat tersebut disamping penampilannya yang mengumbar aksi-aksi porno, juga syair-syair lagu Lady Gaga yang melecehkan agama Nasrani dan mengajak kebebsan sex. Penampilan lady Gaga di banyak negara juga ditentang karena penampilan dan syair-syairnya tersebut.
                Perjuangan umat Islam untuk menolak pertunjukan Lady Gaga mendapat sambutan dari Pemerintah, khususnya Kepolisian yang akhirnya tidak memberikan sinyal tidak memberikan ijin. Sikap Kepolisian RI yang seolah memberikan dukungan penolakan umat Islam tersebut, membuat emosi kalangan penganut paham sekuler, khususnya kelompok metal. Akibat sinyal Kepolisian yang seolah-olah dibawah tekanan kelompok Islam tersebut membuat Keputusasaan para “litlel monster” (anak setan) tersebut.
                Kelompok pendukung Lady Gaga berupaya membuat ulah dengan menyebut bahwa Pemerintah yang menolak memberi ijin pertunjukan lady Gaga adalah melanggar HAM. Sebaliknya kelompok yang menentang pertunjukan, para pihak yang memaksa adanya pertunjukan juga melanggar HAM. Nah, Basuki T Purnama yang tampaknya penganut paham sekuler tersebut terpancing emosinya sehingga dia menyatakan “ Kita Tak Boleh taat Pada ayat Suci, Kita taat pada ayat-ayat konstitusi” Sebenarnya jika pernyataan Ahok tersebut tidak diucapkan berkali-kali di kesempatan lain, mungkin pernyataan yang sangat melecehkan ayat-ayat suci tersebut sudah dilupakan masyarakat. Tetapi rupanya mantan anggota DPR dari Golkar tersebut masih “jengkel” atas gagalnya pertunjukan Lagu Gaga tersebut sehingga harus menyampaikan diberbagai tempat akhirnya mengundang rekasi banyak kalangan.

“Ayat Suci No, Ayat Konstitusi Yes”

Pro dan Kontra terhadap pernyataan seorang pemimpin adalah sangat wajar, demikian pernyataan Basuki T Purnama yang sudah menjadi anggota DPR dan akan melangkah menjadi Calon Wakil Gubernur DKI , suatu daerah yang dikenal religius tentu juga menimbulkan pro dan kontra. Pihak yang setuju dengan pernyataan tersebut tentu menyambut dan membangkitkan kembali semangat paham sekularis yang sudah mendapat tempat leluasa selama Orba. Dengan pernyataan Ahok tersebut semangat kelompok yang berpaham bahwa agama dan negara tidak boleh disatukan bagaikan mendapat siraman air dimusim kemarau. Salah satu pedukung paham sekuler ini adalah Gerakan mahasiswa dan Pemuda Nusantara (Gema Nusantara) dan GMNI.
                Tokoh GMNI Pujadi Aryo S yang merupakan tokoh GMNI mengatakan  “ pemikiran yang memisahkan antara agama dan negara, itu sangat baik bagi kami, dalam bernegara> ayat suci no. Sedangkan ayat – ayat konstitusi yes”. Tokoh GMNI tersebut juga menuntut perlunya sikap tegas dari penyelenggara negara agar agama dengan negara harus dipisahkan, karena agama adalah wilayah pribadi, maka pemerintah tidak perlu memberikan bantuan hibah kepada masjid dan Gereja.
                Pernyataan sekaligus tuntutan Pujadi Aryo dari GMNI tersebut sebenarnya bukan hal baru, karena di era pemerintahan Suharto (Orba) upaya memisahkan antara agama dengan negara didengungkan terus menerus di tengah- tengah masyarakat. Bahkan upaya untuk memisahkan agama dengan negara di Era Orba dituangkan dalam bentuk – bentuk spanduk yang dipasang di berbagai tempat. Kalimat untuk memisahkan antara agama dengan negara di era Orba antara lain dengan munculnya slogan “ Islam yes politik no” slogan tersebut pertama kali dilontarkan tokoh Nur Cholis Majid. Disamping dengan slogan untuk meminggirkan peran politik umat islam, ditengah-tengah masyarakat juga dilontarkan isu “ politik itu kotor agama itu suci, maka agama dan politik jangan di satukan, nanti malah nila setitik rusak susu sebelanga” pemahaman keliru yang dilontarkan pemerintahan orba tersebut ternyata sangat efektifr untuk memojokan peran politik umat Islam.
                Di era Orba, upaya memaisahkan agama dengan negara antara lain ditunjukan oleh Pemerintahan Suharto yang didukung Golkar. Saat itu, Pemerintah mengajukan Rancangan Undang-undang pendidikan nasional . Dalam RUU- Pendidikan Nasional tersebut, pemerintah hanya mengakui pendidikan formal, disamping hanya mengakui pendidikan formal, dalam RUU ternyata pendidikan agama tidak dimasukan dalam kurikulum.
                PPP sebagai satu-satunya partai Politik yang berazaskan Islam tentu saja menolak RUU_ Pendidikan yang tidak mengakomodasi keberadaan pondok pesantren dan juga tidak memasukan pendidikan agama dalam kurikulum sekolah. Alhamdulillah perjuangan PPP mendapat ridlo Alloh SWT, karena setelah berbagai upaya dilakukan akhirnya keberadaan pondok pesantren masuk dalam sistem pendidikan nasional, sedangkan pelajaran agama masuk dfalam kurikulum sekolah. Dalam Undang-undang Pendidikan nasional tersebut PPP juga berhasil memasukan klausul tentang” dalam hal pelajaran agama, maka guru agama harus sesuai agama murid”. Disinilah perjuangan PPP mendapatkan batu sandungan, karena karena selain sangat melelahkan dalam memasukan klausul tersebut, ternyata meski sudah berhasil dimasukan dan sampai sekarang masih berlaku, di banyak sekolah masalah guru agama yang tidak sesuai agama murid tersebut masih berjalan di Indonesia termasuk di Wonogiri. Masalah ketidakkonsistennya pelaksanaan undang-undang pendidikan ini masih terus diperjuangkan agar seluruh penyelenggaran pendidikan di Indonesia taat dalam melaksanakan undang-undang tersebut.

Bantuan Masjid dan Gereja.
Pandangan paham sekuler yang memisahkan antara agama dengan negara, dan selanjutnya mereka menuntut agar pemerintah tidak perlu memberikan bantuan hibah kepada Masjid dan geraja adalah wajar. Karena mereka menganggap bahwa agama adalah wilayah pribadi yang tidak perlu campur tangan negara. PPP selalu mengingatkan bahwa  Indonesia memang bukan negara agama tetapi juga bukan negara sekuler. Karena Indonesia adalah negara Pancasila, yang didirikan diatas pondasi agama.  Rekan saya yang juga pengurus NU Kabupaten Wonogiri H. Budiono tanggal 21 Juni 2012 jam 18.37 sms ke penulis isinya “Atas berkat rahmat Alloh yang maha Kuasa dan dengan didorong keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas maka rakyat Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaannya.”  Maka para pihak yang berupaya untuk memosahkan antara agama dengan negara adalah pengingkaran terhadap berdirinya negara ini.
                Bunyi teks pembukaan UUD -1945 yang di smskan rekan H.Budino tersebut di atasadalah penagasan bahwa bangsa Indonesia dalam setiap derap dan langkah tidak bisa lepas dari pengaruh sang Maha Pencipta. Harus diingat bahwa para pendiri Negara Indonesia sendiri yang mengakui keberadaan Tuhan, keterlibatan Alloh Yang Maha Kuasa yang menjadikan bangsa ini bebas dari cengkeraman penjajah kafir. Mengapa generasi  baru di Indonesia mau mengkiari dan melepaskan agama yang menjadi tuntunan Tuhan kepada manusia dari Indonesia?
                Pemikiran kaum sekuler yang selalu menegaskan dirinya sebagai nasionalis sesungguhnya adalah orang-orang yang tidak paham terhafdap sejarah perjalanan bangsa, yang dulu dijajah oleh orang – orang kafir.

Monday 18 June 2012



GERAKAN SEKULARISME DI INDONESIA MAKIN  NEKAT,  WASPADALAH

Pasangan Calon Gubernur DKI dari PDIP- Gerindra mengajak kita agar tidak taat pada ayat suci, tetapi ketaat kita kepada ayat- ayat konstitusi. kalau ada pempimpin cara berfikirnya demikian, mau dibawa kemana negara ini? terlebih lagi dikesempatan lain pasangan Cawagub ini mengatakan " Ayat Suci No, ayat konstitusi yes" apakah umat  Islam akan menerima pemikiran semacam ini kalau menjadi ikon pemimpin dari golongan sekuler ? semoga kutipan berita dari Yahoo Indonesia ini menyadarkan kita. Pasca G3SPKI tahun 1965, Indonesia yang semula agamis, bahkan dasar falsafah Pancasila dan UUD 1945 semua mengandung  unsur- unsur agamis, sekarang sudah berubah serba liberal, dan sekuler. Berbagai upaya dilakukan oleh kelompok yang mengatakan sbg " Nasionaslis" yang sesungguhnya kelompok tersebut adalah sekuler yang cenderung mengingkari Pancasila dan UUD 1945. Semoga umat islam sadar dan bangkit membangun bangsa yang centang perentang ini. di bawahwah ini pernyataan calon Wakil Gubernur DIK


  Ahok : “Kita Tak Boleh Taat Pada Ayat Suci, Kita Taat Pada Ayat – Ayat Konstitusi”

 
Underground Tauhid - Basuki T Purnama, akrab disapa Ahok menyayangkan sikap pemerintah yang tidak tegas terhadap organisasi kemasyarakatan (ormas). Menurut Ahok, kalau (Lady Gaga) Bertentangan dengan ajaran agama yang dianut, jangan ditonton. “Kalau bertentangan dengan agama saya, saya enggak nonton,” ujarnya.
Ahok juga mengkritik sikap pemerintah yang melarang konser Lady Gaga, bagi laki asal Belitung itu, sikap pemerintah tersebut merupakan sikap yang salah dalam posisi kita sebagai bangsa Indonesia.
“Pemerintah kita memberikan contoh yang salah. Harusnya taat konstitusi bukan taat konstituen,” ujar Ahok usai Dialog Anak Bangsa Bagi Negeri, Partisipasi Umat Kristiani dalam Pembangunan DKI Jakarta, di Gereja Katedral Jakarta, Sabtu (19/5/2012).
Ahok juga mengkritik sikap para pemeluk agama tertentu yang menjadikan dalil ayat Suci yang digunakan sebagai dalil untuk menolak Lady Gaga. Menurut dia, ayat suci itu harusnya digunakan untuk kepentingan pribadi. Bahkan secara tegas ia mengatakan bahwa patuh kepada aturan konstitusi itu lebih utama dibandingkan patuh kepada aturan agama.
“Kita tidak boleh taat pada ayat suci. Kita taat kepada ayat-ayat konstitusi,” tegas pria berkacamata itu.
Ahok pun mempertanyakan mengapa ormas-ormas yang sering bertindak kekerasan mengapa tidak mau memeriksa pejabat yang korup.
Makanya saya pertanyakan kepada ormas-ormas itu kenapa tidak mau periksa pjabat yang korup?
“Kenapa tidak potong kepala sekalian saja yang enggak bisa buktikan hartanya darimana? Kan munafik,” tegas calon wakil gubernur yang berpasangan dengan Joko Widodo dalam Pemilukada DKI Jakarta Juli mendatang.
Rep : Manfa
Red : Catalist Fist


Wednesday 6 June 2012

“Irshad Manji, Lady Gaga dan Logika Setan”


gal858521291.jpg (500×375)Oleh: Dr. Adian Husaini
PADA 21 Februari 2012 lalu,  situs http://showbiz.vivanews.com, menurunkan berita berjudul:  “Mimpi Lady Gaga: Selalu Dihantui Roh Jahat”.  Kata Lady Gaga, "Aku berulang kali bermimpi ada hantu di rumahku dan dia membawaku ke sebuah ruangan."
Sebelumnya, pada 2 Februari 2012, situs yang sama juga menulis berita berjudul “Lady Gaga Berburu Sperma Pria Berdarah Italia.”
Beberapa hari ini, media massa –baik cetak maupun elektronik  -- ramai memberitakan dan mendiskusikan masalah pro-kontra pembatalan konser penyanyi Amerika Lady Gaga di Indonesia. Berbagai alasan dikemukakan. Pihak yang mendukung konser Lady Gaga beralasan bahwa konser musik adalah bagian dari kebebasan berekspresi.  Ada yang beralasan, bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan kehadiran Lady Gaga.
Sebab, itu hanya konser musik biasa. Bahkan ada tokoh yang berbicara di sebuah  TV, ada sejuta Lady Gaga pun tidak ada masalah. Yang penting imannya kuat.
Bagaimana menyikapi konser Lady Gaga ini?  Lepas dari soal pro-kontra konser Lady Gaga, marilah kita dudukkan masalahnya dengan jernih. Tentu saja, sebagai Muslim, kita mencoba melihat masalah Lady Gaga dari sudut pandang Islam, bukan sudut pandang liberalisme, sekularisme, atau ateisme.
Lady Gaga adalah penyanyi terkenal. Albumnya sudah laku jutaan kopi. Tapi, perilakunya sangat buruk. Ia pengumbar pornografi, pornoaksi, pendukung seks bebas, dan juga homoseks dan lesbianisme.  Pada 12 Maret 2010, situs www.tabloidbintang.com meluncurkan kabar, bahwa Lady Gaga menyatakan kesiapannya menjadi seorang lesbian.
“Tidak ada batasan atau peraturan dalam hal cinta,” ujar Gaga.
Sebagai Muslim, harusnya semua sepakat, bahwa apa yang dilakukan dan dipromosikan oleh Lady Gaga adalah kebatilan dan kemunkaran.  Adalah  sangat tepat, bahwa pemerintah – dalam hal ini pihak kepolisian RI – menghentikan kemunkaran berupa konser Lady Gaga.  Itu memang tugas penguasa. Bukankah Nabi Muhammad SAW sudah memerintahkan, bahwa siapa saja yang melihat kemunkaran, ubahlah dengan tangannya (kekuasannya); jika tidak mampu, ubahlah dengan lisannya; dan jika pun dengan lisan tidak mampu juga, maka cukup dengan doa, yakni tidak ridha atas kemunkaran itu. Itulah, kata Nabi SAW,  selemah-lemah iman. Jika sekedar tidak ridha, atau benci terhadap kemunkaran, sudah dikatakan sebagai “selemah-lemah iman”, bagaimana jika seseorang menjadi pendukung kemunkaran?
Rabu (16/5/2012) malam, sebuah TV swasta menyiarkan sebuah acara perdebatan panjang seputar pembatalan konser Lady Gaga.  Sepanjang acara berlangsung, sejumlah SMS dan twiter  berseliweran. Sebagian diantaranya berisi penyesalan, betapa acara itu menjadi panggung aduan bagi sesame Muslim.  Yang lebih mengerikan, ada tokoh-tokoh yang berbicara dengan nada tidak berkeberatan dengan kehadiran dan konser Lady Gaga.
Bahkan, beberapa peserta diskusi masih menggugat kasus pembatalan diskusi tokoh Lesbi, Irshad Manji, di sejumlah tempat  di Indonesia, beberapa waktu lalu.
Ada logika aneh yang dimunculkan dalam kasus Lady Gaga dan Irshad Manji. Yakni, biarkan mereka bicara; jika tidak setuju ya diajak diskusi saja!  Padahal, Irshad Manji bukan hanya promosi lesbi dalam buku-buku dan situs pribadinya. Tetapi, dia juga sangat menghina Nabi Muhammad SAW. Bahkan, lebih dari itu, dalam situs pribadinya, www.irshadmanji.com, tampak jelas, bagaimana dukungan si Manji terhadap penjahat penghina Nabi Muhammad SAW, Salman Rushdie. [baca: Irshad Manji: Kebebasan Akademik dan “Salam Pantat”]
Sekedar mengingat kembali, nama Salman Rushdie mencuat ketika pada 26 November 1988, Viking Penguin menerbitkan novelnya berjudul The Satanic Verses (Ayat-ayat Setan). Novel ini segera memicu kemarahan umat Islam yang luar biasa di seluruh dunia. Novel ini memang sungguh amat sangat biadab. Rushdie menulis tentang Nabi Muhammad saw, Nabi Ibrahim, istri-istri Nabi (ummahatul mukminin) dan juga para sahabat Nabi dengan menggunakan kata-kata kotor yang sangat menjijikkan.
Dalam novel setebal 547 halaman ini, Nabi Muhammad saw, misalnya, ditulis oleh Rushdie sebagai ”Mahound, most pragmatic of Prophets.”  Digambarkan sebuah lokasi pelacuran bernama The Curtain, Hijab, yang dihuni pelacur-pelacur yang tidak lain adalah istri-istri Nabi Muhammad saw. Istri Nabi yang mulia,  Aisyah r.a.,  misalnya, ditulis oleh Rushdie sebagai ”pelacur berusia 15 tahun.” (The fifteen-year-old whore ’Ayesha’ was the most popular with the paying public, just as her namesake was with Mahound). (hal. 381).
Banyak penulis Muslim menyatakan, tidak sanggup mengutip kata-kata kotor dan biadab yang digunakan Rushdie dalam melecehkan dan menghina Nabi Muhammad saw dan istri-istri beliau yang tidak lain adalah ummahatul mukminin.  Maka, reaksi pun tidak terhindarkan.  Fatwa Khomaini pada 14 Februari 1989 menyatakan: Salman Rushdie telah melecehkan Islam, Nabi Muhammad dan al-Quran. Semua pihak yang terlibat dalam publikasinya yang sadar akan isi novel tersebut, harus dihukum mati. Pada 26 Februari 1989, Rabithah Alam Islami dalam sidangnya di Mekkah, yang dipimpin oleh ulama terkemuka Arab Saudi, Abd Aziz bin Baz, mengeluarkan pernyataan, bahwa Rushdie adalah orang murtad dan harus diadili secara in absentia  di satu negara Islam dengan hukum Islam.

Pertemuan Menlu Organisasi Konferensi Islam (OKI) pada 13-16 Maret 1989 di Riyadh juga menyebut novel Rushdie sebagai bentuk penyimpangan terhadap Kebebasan Berekspresi. 
Prof. Alaeddin Kharufa, pakar syariah dari Muhammad Ibn Saud University,  menulis sebuah buku khusus berjudul Hukm Islam fi Jaraim Salman Rushdie. Ia mengupas panjang lebar pandangan berbagai mazhab terhadap pelaku tindak pelecehan terhadap Nabi Muhammad saw. Menurut Kharufa, jika Rushdie menolak bertobat, maka setiap Muslim wajib menangkapnya selama dia masih hidup.

Ada yang beralasan, bahwa biarlah Irshad Manji dan Lady Gaga berbagi pemikiran dan kesenangan melalui hiburan! Katanya, soal pribadi jangan dikaitkan dengan pemikiran atau karya seninya!  Apa pun pribadinya,  tak perlu dikaitkan dengan karyanya. Sikap Irshad Manji yang memuji-muji dan bersahabat dengan Salman Rushdie, tentu bukanlah sikap yang bijaksana. Dia tidak menghargai dan tidak berempati  terhadap perasaan kaum Muslim yang tersakiti dengan karya-karya Rushdie.

Logika kebebasan berpendapat dan berekspresi tanpa batas  terbukti tidak tepat dan tidak diterima di mana saja.  Di Indonesia, misalnya,  sudah lama dilarang penyebaran paham komunisme.  Bagaimana dengan penyebaran paham lesbianisme yang juga sangat besar tingkat kejahatannya? Jadi,  manusia yang sehat pikirannya, pasti akan menolak konsep kebebasan yang tanpa batas.  

Logika Setan

Setiap aspek dan gerak kehidupan manusia tak lepas dari tantangan.  Utamanya, tantangan yang  ditimbulkan oleh musuh  abadi umat manusia, yaitu SETAN.  Banyak yang menarik jika kita menelaah penjelasan al-Quran tentang bagaimana logika dan kiat-kiat setan dalam menyesatkan manusia. sebagai Muslim, kita sudah dijelaskan dalam banyak ayat al-Quran  bahwa setan adalah musuh manusia yang nyata.  Setan tak pernah berhenti berusaha untuk menyesatkan manusia. “Dan janganlah kamu sekali-kali dipalingkan  oleh setan; sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS az-Zukhruf:62).

Salah satu metode setan dalam menyesatkan manusia adalah dengan cara memoles perbuatan maksiat dan jahat sehingga tampak indah dalam pandangan manusia. “Iblis berkata: Ya Rabbi, karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, maka pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan  mereka semuanya.” (QS al-Hijr:39).
Iblis sangat berpengalaman dalam soal sesat menyesatkan manusia. Di sorga, Iblis berhasil membujuk Adam agar melanggar larangan Allah. Caranya, dikatakan oleh Iblis, bahwa pohon yang dilarang untuk dimakan, justru merupakan pohon yang menjadikan Adam akan menjadi kekal di sorga. Karena itulah Iblis menyebut pohon larangan itu dengan nama “syajaratul khuldi” (pohon keabadian).  Dalam al-Quran digambarkan bagaimana Iblis membujuk Adam: “Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa.” (QS Thaha:120).
Salah satu kiat setan dalam menyesatkan manusia adalah dengan memandang baik perbuatan-perbuatan yang telah diharamkan oleh Islam. “Demi Allah, sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami kepada umat-umat sebelum kamu, tetai setan menjadikan umat-umat itu memandang baik perbuatan mereka (yang buruk); maka setan menjadi pemimpin mereka di hari itu dan untuk mereka azab yang pedih. (QS an-Nahl:63)…”Setan pun menjadikan indah dalam pandangan mereka, apa yang mereka kerjakan.” (QS al-An’am:43).
Cobalah kita renungkan penjelasan al-Quran tentang pandangan kaum musyrik yang memandang baik tindakan mereka dalam membunuh anak-anak mereka sendiri (QS al-An’aam:137).  Membunuh anak-anak adalah suatu bentuk kejahatan, tetapi dengan logika setan, tindakan buruk itu bisa dipoles sehingga dianggap baik manusia.
Karena itulah , logika dan kerja setan memang bertentangan dengan logika dan tindakan orang mukmin. Jika sifat orang  mukmin selalu melaksanakan amar makruf nahi munkar, maka setan justru sebaliknya. Kerja mereka yang utama adalah memerintahkan kepada yang munkar dan membenci kebaikan (al-ma’ruf). Disebutkan dalam al-Quran:

“Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuata keji dan munkar.” (QS an-Nuur: 21).
Al-Quran (al-An’am:112) mengingatkan, bahwa sesungguhnya musuh para nabi adalah setan dari jenis manusia dan setan dari jenis jin,  yang pekerjaan mereka adalah menyebarkan “kata-kata indah” (zukhrufal qawli)  dengan tujuan untuk menipu manusia.  Malik Bin Dinar, seorang ulama terkenal (m. 130 H/748 M) pernah berkata:“Sesungguhnya setan dari golongan manusia lebih berat bagiku daripada setan dari golongan jin. Sebab, setan dari golongan jin, jika aku telah membaca  ta’awudz, maka dia langsung menyingkir dariku, sedangkan setan dari golongan manusia dapat mendatangiku untuk menyeretku melakukan berbagai kemaksiatan secara terang-terangan.” (dikutip dari Imam al-Qurthubi, 7/68 oleh Dr. Abdul Aziz bin Shalih al-Ubaid, Menangkal Teror Setan (Jakarta: Griya Ilmu, 2004), hal. 88).

Setan – baik dari golongan manusia maupun dari golongan jin – memiliki ambisi utama untuk menyesatkan manusia, seluruhnya. “Dan mereka membantah dengan (alasan) yang batil untuk melenyapkan kebenaran dengan yang batil itu.” (QS al-Ghafir:5).
Jadi mudah sekali mengenali logika setan. Yakni, siapa saja yang menjadi pendukung kebatilan dan kemunkaran, pasti ia telah menggunakan logika setan.  “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan munkar.” (QS an-Nur: 21; lihat juga QS al-Baqarah: 168-169).
Bagi kaum Muslim, tindakan Irshad Manji yang mempromosikan lesbianisme pasti termasuk tindakan keji dan munkar. Begitu juga konser-konser Lady Gaga yang sangat vulgar dalam mengumbar pronografi dan pornoaksi serta indikasi pemujaan setan, pastilah termasuk kategori tindakan keji dan munkar.  Orang mukmin sejati tidak akan menggunakan logika setan atau bersekutu dengan setan, sehingga termasuk dalam barisan orang-orang yang mendukung terlaksananya tindakan keji dan munkar.
Bahkan, kita diingatkan oleh Allah SWT dalam Surat Yasin: “Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah  setan? Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagi kamu  dan hendaklah kamu menyambah-Ku. Inilah jalan yang lurus!” (QS Yasiin: 60-61).
Mengingat begitu berat dan sulitnya menghadapi tipudaya setan, disamping mengajarkan seluk-beluk tipu daya setan dan cara mengatasinya, Rasulullah SAW juga mengajarkan sejumlah doa, diantaranya: “A’uudzu billaahi as-samii’il ‘aliimi  min asy-syaithaani ar-rajiimi.” (aku berlindung kepada Allah Yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui dari setan yang terkutuk).

Semoga, kita semua, kaum mukmin,  tidak berdiri  dalam barisan kemunkaran dan kekejian.  Semoga pula, kita dapat mengambil hikmah dari kasus Irshad Manji dan Lady Gaga, sehingga kita mampu mengikuti shirathal mustaqim, jalan yang lurus, yaitu jalannya para Nabi, dan bukannya jalan setan yang  bangga menampilkan diri sebagai pembela tindakan keji dan munkar. Amin.*/Surabaya,  20 Mei 2012

Penulis Ketua Program Studi Pendidikan Islam—Program Pasca Sarjana Universitas Ibn Khaldun Bogor). CAP hasil kerjasama antara Radio Dakta 107 FM dan www.hidayatullah.com

Hasyim Serang Balik Barat Soal Intoleransi Beragama


Pesiden World Conference on Religions for Peace (WCRP) KH Hasyim Muzadi menyangkal penilaian peserta sidang PBB di Jenewa Swiss yang menuduh Indonesia intoleransi beragama. Bahkan mantan Ketua Umum PBNU itu menyerang balik sejumlah negara di Eropa yang intorelansi beragama dalam sejumlah kasus.
“Selaku Pesiden WCRP saya sangat menyayangkan tuduhan intoleransi agama di Indonesia. Pembahasan di forum dunia itu pasti, karena laporan dari dalam negeri Indonesia,“ kata Hasyim Muzadi di Jakarta, Rabu (30/5).
Menurut Hasyim, tidak ada negara di dunia ini yang lebih toleran dari Indonesia dalam beragama. “Selama berkeliling dunia, saya belum menemukan negara muslim manapun yang setoleran Indonesia,” jelas sekjen International Conference of Islamic Scholars (ICIS) ini.
Hasyim lantas mempertanyakan ukuran intoleransi beragama yang dituduhkan oleh peserta sidang PBB di Jenewa Swiss. “Kalau yang dipakai ukuran adalah masalah Ahmadiyah, memang karena Ahmadiyah menyimpang dari pokok ajaran Islam, namun selalu menggunakan stempel Islam dan berorientasi politik barat. Seandainya Ahmadiyah merupakan agama tersendiri pasti tidak dipersoalkan oleh umat Islam Indonesia,” katanya.
Kasus GKI Yasmin Bogor, kata Hasyim, juga juga tidak bisa dijadikan ukuran Indonesia intoleransi beragama. “Saya berkali- kali ke sana, namun tampaknya mereka tidak ingin selesai. Mereka lebih senang Yasmin menjadi masalah nasional dan dunia untuk kepentingan daripada masalahnya selesai. Kalau ukurannya pendirian gereja, faktornya adalah lingkungan. Di Jawa pendirian gereja sulit, tapi di kupang (batuplat) pendirian masjid juga sangat sulit. Belum lagi pendirian masjid di papua. ICIS selalu melakukan mediasi,” katanya.
Selanjutnya, katanya, jika yang dijadikan ukuran adalah protes terhadap konser Lady Gaga dan Insyad Manji, kata Hasyim, tidak ada bangsa di dunia ini yang mau tata nilainya dirusak orang lain. “Bangsa mana yang ingin tata nilainya dirusak, kecuali mereka yang ingin menjual bangsanya sendiri untuk kebanggaan intelektualisme kosong? Kalau ukurannya HAM di Papua, kenapa TNI, Polri, dan imam masjid berguguran tidak ada yang bicara HAM ?,” katanya.
Lebih lanjut, pengasuh pondok pesantren Al-Hikam Malang dan Depok ini mengatakan, Indonesia lebih baik toleransinya ketimbang Swiss yang sampai sekarang tidak memperbolehkan pendirian menara masjid. Indonesia, katanya, juga lebih baik dari Perancis yang masih mempersoalkan jilbab, dan lebih baik dari Denmark, Swedia dan Norwegia yang tak menghormati agama karena di sana ada UU perkawiman sejenis.
“Agama mana yang memperkenankan perkawinan sejenis? Akhirnya kembali kepada bangsa Indonesia dan kaum muslimin sendiri yang harus sadar dan tegas, membedakan mana HAM yang benar humanisme  dan mana yang sekedar weternisme,” pungkasnya. (suaramerdeka.co

Saturday 2 June 2012

Berita Organisasi

Suharso Monoarfa-PPP: 2014 Menghitung Hari

Suharso yakin, PPP meraih sukses di Pemilu Legislatif tahun 2014 mendatang.

Sabtu, 2 Juni 2012, 09:14 Ismoko Widjaya, Tudji Martudji (Surabaya)
Suharso Monoarfa
Suharso Monoarfa (VIVAnews/Anhar Rizki Affandi)

- Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan (DPP PPP), Suharso Manoarfa melihat ada kebangkitan PPP di Jawa Timur. Suharso melihat itu karena ditandai makin banyaknya para kiai yang kembali ke "Rumah Lama."

"Saat ini sudah banyak ulama dan kiai pondok pesantren dan pengurus NU yang kembali ke rumah lama, PPP," kata Suharso Monoarfa d ihadapan pengurus dan anggota legislatif PPP se-Jawa Timur di Surabaya.

Suharso yakin, PPP meraih sukses di Pemilu Legislatif tahun 2014 mendatang. Dengan mengklaim memiliki 12 juta kader secara nasional, Suharso optimistis PPP masuk tiga besar suara nasional.

"Jika PPP Jawa Timur besar, saya yakin PPP secara nasional juga besar," kata mantan Menteri Perumahan Rakyat ini. Suharso berharap pengurus dan anggota legislatif PPP di Jawa Timur dapat bersinergi, bahu-membahu membesarkan partai.

Pengalaman buruk di pemilu tahun 2009 lalu tidak boleh terulang. Suharso akui, jebloknya perolehan angka di pemilu 2009 salah satunya disebabkan karena antar-kader dan pengurus saling berselisih. Maka itu, kata dia, bila ada kader tidak loyal terhadap partai maka akan ada sanksi tegas.

"Tahun 2014 tinggal menghitung hari," kata politisi yang lolos dari tragedi Sukhoi Superjet 100 ini. PPP tengah menyiapkan verifikasi faktual untuk lolos menjadi parpol peserta pemilu. PPP juga siapkan caleg-caleg berkualitas minimal 12 bulan sebelum hari H pemilu

Membuka Musywil PPP

Membuka Musywil PPP
Ketua Umum PPP Surya darama ali saat membuka musywil PPP Jawa tengah

Ahmad yani, SH, MH tokoh muda PPPyang vokal di senayan

Ahmad yani, SH, MH tokoh muda PPPyang vokal di senayan

Kompak bersama Tim Pememangan Bupati

Kompak bersama Tim Pememangan Bupati
Tampak pada gambar Ketua PPP Wonogiri Anding Sukiman, S.Pd pakai antribut PPP, bersama Yulinadoko Wakil Bupati , Danar Rahmanto (bupati Wonogiri) dan Imawati Usawatun Chasanah, SH.M.Kn (Bendahara PPP) saat menandatangani kontrak politik dengan cabub dan cawabub

ini buktinya

ini buktinya
Ketua PPP Wonogiri yg juga sekretaris Tim Medalimas, menunjukan banrang bukti berupa baju batik yang disita oleh Tim Medali Mas saat Pemilu kada, tapi itu masa lalu yang penting sekarang maju bersama membangun wonogiri dan melupakan masa lalu, hehehehe

Ketua Umum PPP

Ketua Umum PPP
Ketua Umum PPP Surya Darma Ali saat muktamar PPP di bandung

statstik pengunjung

SRIKANDI PPP

SRIKANDI PPP
PPP sebagai partai politik senantiasa memberi peluang kepada seluruh potensi bangsa termasuk para sikandi partai, tampak Marisa Haq dan Emila Countesa, dari kalangan arti yang masuk PPP

Pemilu 2009

Pemilu 2009
Massa PPP saat mengikuti kampanye pada Pemilu Legeslatif 2009, dan siuap memenangkan pada Pemilu legeslatif 2014

Ketua DPC.PPP Kab. Wonogiri bersama istri

Ketua DPC.PPP Kab. Wonogiri bersama istri
Ketua DPC.PPP Kab. Wonogiri Anding Sukiman, S.Pd bersama Istri Dra. Dewi Purnamawati, siap memenangkan PPP Kabupaten Wonogiri Pada Pemilu 2014, berusaha membangun jaringan 3000 takmir masjid yang menyebar di seluruh kabupaten wonogiri

Followers