"Pak, Jangan Hanya Janji, rakyat sudah muak dengan janji Politik"
(Kata Gus Asrori Tokoh Muda NU Wonogiri, tentang Konvensi Masjid)
Oleh Anding Sukiman, S.Pd (ketua PPP Wonogiri)
Oleh Anding Sukiman, S.Pd (ketua PPP Wonogiri)
Pertanyaan Gus Rori tersebut mewakili umat Islam Wonogiri pada umumnya yang yang kenyang oleh janji politik yang disampaikan para juru kampanye parpol pada saat menjelang Pemilu kemarin. Tetapi setelah Pemilu dilaksanakan dan yang berjanji sudah duduk di DPRD /DPR apalagi melaksanakan janji menyapa umat Islampun tidak pernah dilakukan, katanya. Pertanyaan di atas ditujukan ke saya selaku Ketua DPC.PPP kabupaten Wonogiri setelah beberapa hari sebelumnya saya mengirim SMS ke 300 Nomor HP di Wonogiri, adapun SMS yang saya kirimkan tersebut naskah lengkapnya sebagai berikut :
"Yth.pengalaman adalah guru masa lalu tetapi musuh masa baru. Masa lalu kita dininabobokan oleh janji-janji politik, akibatnya kita ditinggalkan, dan ribuan umat miskin menempati rumah-rumah tak layak huni, kurang gizi dan kurang pendidikan, sampai aqidahpun dijualbelikan. MASA BARU adalahmasa kejayaan, masa dimana kita harus merebut kekuasaan secara sah melalui Pemilu. Kita jadikan KAKBAH sebagai rumahbesar umat Islam. Kita isi caleg-Caleg yang handal secara aqidag,peduli umat. Kami akan adakan konvensi Takmir Masjid ditiap kecamatan guna memilih wakil-wakil umat islam, setujukah ? (anding s/ Ketua PPP Wng)
Hanya beberapa jam SMS kami kirim , ada 47 penerima SMS yang memberikan respon, hanya ada 3 orang yang merespon pesismis dan satu orang perespon yang bernada putus asa karena di dera pengalaman pahit pada masa lalu. Saya akan mengutipkan sebagian yang pesimis dan sebagian yang antosias menyambut tawaran yang saya ajukan.
Dari nomor 0812263 xxxx/// ;" Kita perlu bukan janji, kita lihat para anggota dari parpol yang duduk di kursi wakil rakyat apa sudah seperti yang anda janjikan karena sekarang merupakan tolok ukur seperti yang anda janjikan. rakyat sudah MUAK dengan janji biaya negara tidak sedikit yang dikeluarkantapi hanya mendapatkan wakil -wakil yang di bawah standart***
Dari nomor 08530273xxxx///:" Wa'alaikum salam wr,wb. Saya sangat setuju dengan program ini pak, dan mendukung kegiatan tersebut semoga sukses. Dan untuk kepentingan KK miskin saya sudah mulai memberi sentuhan sejak tahun 2007 dari dana DAD maupun dana yg lain. Alhamdulillahirobbil'alamin hasilnya menyentuh sekali. Kemudian tahun 2011, kami telah menyelesaikan penyehatan rumah kk miskin sekali tidak layak huni 30 kk" tulis dia yang juga Kepala Desa
Jaring Laba- laba
Jumlah Umat Islam di Wonogiri saat ini sekitar 1.080.000 jiwa atau sekitar 90 % dari jumlah penduduk . Populasi umat Islam merupakan potensi besar, guna meraih sukses bersama baik dibidang pengembangan dakwah, ekonomi, sosial, budaya dan politik. Akan tetapi, kebanyakan bahkan mayoritas Umat Islam Wonogiri tidak sadar tentang potensi besar yang dimiliki tersebut, bahkan di antara mereka malah mencoba membangun jaring laba-laba.
Apa itu jaring laba-laba?
Saya punya pengalaman menarik pada kurun waktu 1987 -1999. Saat itu, posisi Orba sangat kuat. Karena kuatnya posisi Orba saat itu, seluruh anggota DPRD yang jumlahnya 44 orang dari partai penguasa. Satu-satunya yang berbeda dari mereka hanya satu orang yaitu saya sendiri. Banyak orang mengingatkan agar saya tidak perlu aktif di PPP dan saat itu ada banyak pihak tokoh, agar umat islam masuk di semua lini untuk membangun jaring laba- laba. Saat itu, partai penguasa banyak mendirikan ormas- ormas pendukung seperti MDI, GUPPI, Alhidayah, dll yang digunakan untuk merayu umat Islam agar tergiring seperti yang diinginkan. Apa yang terjadi kemudian, tiap pemilu kemenangan mutlak selalu di capai. Tetapi apakah umat Islam bisa mencapai apa yang diinginkan ? Tidak sama sekali. Meskipun umat Islam sudah memenangkan, tetapi setelah anggota DPRD di lantik, tidak ada tokoh umat yang menjadi anggota DPRD. Bahkan, pada alat kelengkapan DPRD khususnya di Pantia Anggaran (Badan Anggaran) lebih dari 50 % bukan dari orang yang ber ktp Islam. Umat Islam telah dikebiri secara politik, disamping anggaran pembinaan kehidupan beragama yang tidak ada,berbagai kebijakan pemerintah secara refresif sangat dirasakan, pengajian Islam selalu dicurigai, diawasi, bahkan di bubarkan. Di jajaran eksekuitf dikuasai pihak lain. Dapat anda bayangkan, saat itu di Wonogiri ada 22 kecamatan, dan 11 camat di antaranya bukan orang islam yang menjadi camat, apalagi diposisi dinas kesehatan, hampir tidak ada dokter islam yang pegang posisi sebagai kepala Puskesmas.
Jaring laba-laba yang dibangun oleh para tokoh Islam wonogiri, telah menjadi jerat bagi umat Islam untuk maju, dan hanya menguntungkan kelompok lain. Apakah umat Islam Wonogiri masih akan mengulangi sejarah masa lalu ? Tampaknya iya, mereka masih punya mimpi yang tidak pernah terealisasi.Coba simak dalam realitas kita.
Jumlah 1.080.000 jiwa bukan kecil, jumlah tersebut mengandung potensi ekonomi yang luar biasa. Coba kita hitung berapa besar potensi zakat fitrah umat Islam yang dikeluarkan pada tiap menjelang akhir bulan Romadlon. Jika yang wajib membayar zakat fitrah itu dimisalkan sebanyak 800.000 jiwa, dan tiap jiwa membayar zakat fitrah sebesar 2,5 kg beras atau senilai Rp.15.000,- maka besarnya potensi zakat fitrah umat islam per tahun mencapai Rp.12.000.000.000,- (Dua belas milyart rupiah) Potensi ini sangat luar biasa, tinggal berapa yang diasumsikan termasuk penerima zakat? apakah potensi zakat fitrah yang mencapai Rp.12 milyart tersebut tidak mampu mengentaskan umat Islam dari dera kemiskinan? tetapi bagaimana dengan pemhasan fiqih zakat fitrah ? nah ini perlu ada batsyul masa'il untuk mempertegas posisi zakat fitrah di era sekarang. Hal yang tidak kalah besar adalah besarnya infaq, sodaqoh dan juga zakat mal, DPC.PPP Kabupaten Wonogiri merasa terpanggil untuk mengadakan batsyul massa'il guna mempertegas tentang pengelolaan zakat tersebut. DPC.PPP Wonogiri akan mengundang para ahli fiqih, baik dari kalangan akademisi, ulama salaf maupun wakil pemerintah guna membahas masalah ini, dengan harapan agar umat Islam bisa mengatasi masalah yang dihadapi seperti kemiskinan, dan keterbelakangan.
Konvensi Takmir Masjid
Konvensi yang saya maksudkan adalah bentuk kesepakatan umat islam guna memilih orang-orang terbaik yang selama ini aktif di medan dakwah di masjid dan Mushola yang menyebar di seluruh Kabupaten Wonogiri. Jumlah masjid dan mushola yang ada di Wonogiri mencapai 3.000 unit. Di dalam bangunan inilah sesungguhnya dakwah Islam di mulai. Mereka yang bergama Islam ini mempunyai tali ikatan kekerabatan berupa kesamaan Al-Qur'an dan Hadist. Melalui konvensi (bermusyawarah) kita harapkan para takmir masjid memunculkan 3 orang nama caleg yang dianggap kredibel dan mampu membawa aspirasi umat islam. Sebanyak 3 orang yang dianggap layak tersebut terdiri dari 2 orang muslimin dan 1 orang muslimat, karena disamping memenuhi tuntutan undang - undang juga untuk menjaga kesimbangan kaum muslimin dan muslimat. Saya yakin, jika konsisten, 1 dari 3 orang yang disepakati dari masing-masing kecamatan tersebut akan terpilih menjadi anggota DPRD. Dan jika itu teradi tidak ada alasan lagi, janji politik dikhianati, karena yang akan mengontrol para anggota DPRD adalah forum takmir masjid di masing-masing kecamatan.
Jangan menjadi sekrup
Mengapa rekruitmen caleg berbasis masjid yang saya usulkan harus dicalokan oleh PPP ? Tidak lewat partai lain ? saya berpendapat bahwa, Partai Politik itu ibarat sebuah mesin, yang semua sistemnya sudah terbangun dengan baik. Mesin tersebut sudah dalam posisi hidup dan berputar, sesuai keinginan para anggota yang disepakati melalui konggres atau Munas atau pertemuan setingkat nasional. Partai Politik yang sudah jalan dan membangun komunikasi dengan masyarakat sesungguhnya yang dilakukan adalah menawarkan program yang sudah dibangun melalui program perjuangan, jadi jika kemuadian masih ada pemikian dari kalangan umat Islam bahwa ikut bergabung di partai agar bisa mewarnai partai politik yang bersangkutan adalah kekeliruan besar. Ibarat perangkat mesin, tokoh-tokoh umat Islam yang baru bergabung dengan Parpol tanpa memperhatikan visi dan missi partainya ibarat sekrup pada sebuah mesin. Sekrup tersebut akan terbawa arus kemana arah mesin berjalan, jika berani melawan arus mesin maka dia akan terpental dan rontok di tengah jalan. Jadi oleh karena itu, saya usul agar Umat islam harus satu barisan dengan umat Islam membangun komunitas yang sudah besar ini menjadi kokoh dan mengatur sistem secara Islami. Jangan ada lagi mempunyai pemikiran membangun jaring laba-laba seperti di era kemarin. Saatnya sekarang umat Islam membangun barisan yang kokoh, dalam wadah partai Politik yang berazaskan Islam. Partai Politik yang berazaskan Islam tersebut adalah PPP yang menjadikan dirinya sebagai rumah besar umat Islam. Bisakah umat Islam bersatu untuk mencapai kemenangan? Jawabnya Bisa , mari kita mulai dari diri sendiri dengan membiasakan berlatih untuk mencapai kemenangan. Kalau ada partai politik mengaku sebagai partai Islam saja tidak berani bagaimana mungkin bisa membawa aspirasi islam ? Dan satu-satunya Partai Islam di Indonesia hanya PPP.******
Jaring Laba- laba
Jumlah Umat Islam di Wonogiri saat ini sekitar 1.080.000 jiwa atau sekitar 90 % dari jumlah penduduk . Populasi umat Islam merupakan potensi besar, guna meraih sukses bersama baik dibidang pengembangan dakwah, ekonomi, sosial, budaya dan politik. Akan tetapi, kebanyakan bahkan mayoritas Umat Islam Wonogiri tidak sadar tentang potensi besar yang dimiliki tersebut, bahkan di antara mereka malah mencoba membangun jaring laba-laba.
Apa itu jaring laba-laba?
Saya punya pengalaman menarik pada kurun waktu 1987 -1999. Saat itu, posisi Orba sangat kuat. Karena kuatnya posisi Orba saat itu, seluruh anggota DPRD yang jumlahnya 44 orang dari partai penguasa. Satu-satunya yang berbeda dari mereka hanya satu orang yaitu saya sendiri. Banyak orang mengingatkan agar saya tidak perlu aktif di PPP dan saat itu ada banyak pihak tokoh, agar umat islam masuk di semua lini untuk membangun jaring laba- laba. Saat itu, partai penguasa banyak mendirikan ormas- ormas pendukung seperti MDI, GUPPI, Alhidayah, dll yang digunakan untuk merayu umat Islam agar tergiring seperti yang diinginkan. Apa yang terjadi kemudian, tiap pemilu kemenangan mutlak selalu di capai. Tetapi apakah umat Islam bisa mencapai apa yang diinginkan ? Tidak sama sekali. Meskipun umat Islam sudah memenangkan, tetapi setelah anggota DPRD di lantik, tidak ada tokoh umat yang menjadi anggota DPRD. Bahkan, pada alat kelengkapan DPRD khususnya di Pantia Anggaran (Badan Anggaran) lebih dari 50 % bukan dari orang yang ber ktp Islam. Umat Islam telah dikebiri secara politik, disamping anggaran pembinaan kehidupan beragama yang tidak ada,berbagai kebijakan pemerintah secara refresif sangat dirasakan, pengajian Islam selalu dicurigai, diawasi, bahkan di bubarkan. Di jajaran eksekuitf dikuasai pihak lain. Dapat anda bayangkan, saat itu di Wonogiri ada 22 kecamatan, dan 11 camat di antaranya bukan orang islam yang menjadi camat, apalagi diposisi dinas kesehatan, hampir tidak ada dokter islam yang pegang posisi sebagai kepala Puskesmas.
Jaring laba-laba yang dibangun oleh para tokoh Islam wonogiri, telah menjadi jerat bagi umat Islam untuk maju, dan hanya menguntungkan kelompok lain. Apakah umat Islam Wonogiri masih akan mengulangi sejarah masa lalu ? Tampaknya iya, mereka masih punya mimpi yang tidak pernah terealisasi.Coba simak dalam realitas kita.
Jumlah 1.080.000 jiwa bukan kecil, jumlah tersebut mengandung potensi ekonomi yang luar biasa. Coba kita hitung berapa besar potensi zakat fitrah umat Islam yang dikeluarkan pada tiap menjelang akhir bulan Romadlon. Jika yang wajib membayar zakat fitrah itu dimisalkan sebanyak 800.000 jiwa, dan tiap jiwa membayar zakat fitrah sebesar 2,5 kg beras atau senilai Rp.15.000,- maka besarnya potensi zakat fitrah umat islam per tahun mencapai Rp.12.000.000.000,- (Dua belas milyart rupiah) Potensi ini sangat luar biasa, tinggal berapa yang diasumsikan termasuk penerima zakat? apakah potensi zakat fitrah yang mencapai Rp.12 milyart tersebut tidak mampu mengentaskan umat Islam dari dera kemiskinan? tetapi bagaimana dengan pemhasan fiqih zakat fitrah ? nah ini perlu ada batsyul masa'il untuk mempertegas posisi zakat fitrah di era sekarang. Hal yang tidak kalah besar adalah besarnya infaq, sodaqoh dan juga zakat mal, DPC.PPP Kabupaten Wonogiri merasa terpanggil untuk mengadakan batsyul massa'il guna mempertegas tentang pengelolaan zakat tersebut. DPC.PPP Wonogiri akan mengundang para ahli fiqih, baik dari kalangan akademisi, ulama salaf maupun wakil pemerintah guna membahas masalah ini, dengan harapan agar umat Islam bisa mengatasi masalah yang dihadapi seperti kemiskinan, dan keterbelakangan.
Konvensi Takmir Masjid
Konvensi yang saya maksudkan adalah bentuk kesepakatan umat islam guna memilih orang-orang terbaik yang selama ini aktif di medan dakwah di masjid dan Mushola yang menyebar di seluruh Kabupaten Wonogiri. Jumlah masjid dan mushola yang ada di Wonogiri mencapai 3.000 unit. Di dalam bangunan inilah sesungguhnya dakwah Islam di mulai. Mereka yang bergama Islam ini mempunyai tali ikatan kekerabatan berupa kesamaan Al-Qur'an dan Hadist. Melalui konvensi (bermusyawarah) kita harapkan para takmir masjid memunculkan 3 orang nama caleg yang dianggap kredibel dan mampu membawa aspirasi umat islam. Sebanyak 3 orang yang dianggap layak tersebut terdiri dari 2 orang muslimin dan 1 orang muslimat, karena disamping memenuhi tuntutan undang - undang juga untuk menjaga kesimbangan kaum muslimin dan muslimat. Saya yakin, jika konsisten, 1 dari 3 orang yang disepakati dari masing-masing kecamatan tersebut akan terpilih menjadi anggota DPRD. Dan jika itu teradi tidak ada alasan lagi, janji politik dikhianati, karena yang akan mengontrol para anggota DPRD adalah forum takmir masjid di masing-masing kecamatan.
Jangan menjadi sekrup
Mengapa rekruitmen caleg berbasis masjid yang saya usulkan harus dicalokan oleh PPP ? Tidak lewat partai lain ? saya berpendapat bahwa, Partai Politik itu ibarat sebuah mesin, yang semua sistemnya sudah terbangun dengan baik. Mesin tersebut sudah dalam posisi hidup dan berputar, sesuai keinginan para anggota yang disepakati melalui konggres atau Munas atau pertemuan setingkat nasional. Partai Politik yang sudah jalan dan membangun komunikasi dengan masyarakat sesungguhnya yang dilakukan adalah menawarkan program yang sudah dibangun melalui program perjuangan, jadi jika kemuadian masih ada pemikian dari kalangan umat Islam bahwa ikut bergabung di partai agar bisa mewarnai partai politik yang bersangkutan adalah kekeliruan besar. Ibarat perangkat mesin, tokoh-tokoh umat Islam yang baru bergabung dengan Parpol tanpa memperhatikan visi dan missi partainya ibarat sekrup pada sebuah mesin. Sekrup tersebut akan terbawa arus kemana arah mesin berjalan, jika berani melawan arus mesin maka dia akan terpental dan rontok di tengah jalan. Jadi oleh karena itu, saya usul agar Umat islam harus satu barisan dengan umat Islam membangun komunitas yang sudah besar ini menjadi kokoh dan mengatur sistem secara Islami. Jangan ada lagi mempunyai pemikiran membangun jaring laba-laba seperti di era kemarin. Saatnya sekarang umat Islam membangun barisan yang kokoh, dalam wadah partai Politik yang berazaskan Islam. Partai Politik yang berazaskan Islam tersebut adalah PPP yang menjadikan dirinya sebagai rumah besar umat Islam. Bisakah umat Islam bersatu untuk mencapai kemenangan? Jawabnya Bisa , mari kita mulai dari diri sendiri dengan membiasakan berlatih untuk mencapai kemenangan. Kalau ada partai politik mengaku sebagai partai Islam saja tidak berani bagaimana mungkin bisa membawa aspirasi islam ? Dan satu-satunya Partai Islam di Indonesia hanya PPP.******
No comments:
Post a Comment